BEBERAPA waktu lalu dunia dikejutkan dengan kehadiran terlur ayam palsu dari China, sekarang lebih parah lagi, mereka bisa memalsukan beras dengan bahan baku utama limbah plastik.
Media Singapura lah yang pertama kali melaporkan, China sedang memproduksi beras palsu. Dikutip dari koran berbahasa Korea ‘Weekly Hong Kong’, beras palsu saat ini sedang didistribusikan di kota Cina Taiyuan, di provinsi Shaanxi. Bahkan diindikasikan beras-beras tersbeut juga diimpor.
‘Nasi’ tersebut merupakan gabungan dari kentang, ubi jalar dan limbah plastik yang direkayasa sedemikian rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Lebih berbahaya lagi, produsen juga menambahkan resin sintetik industri. Resin sintetis tersebut dikatakan sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa memicu kanker.
Biaya produksi beras palsu yang rendah dikhawatirkan menarik pedagang grosir untuk menjualnya secara massal karena bisa diraih keuntungan lebih besar. Untuk informasi, di 2012 ini Indonesia impor beras dari Negeri Naga ini sekitar 496,6 ton dengan nilai 1,8 juta dollar (Rp 16,2 miliar).
Beras palsu ini sulit dibedakan dengan beras asli ketika mentah. Namun setelah dimasak, seseorang bisa mengetahuinya karena rasa nasi dari beras ini begitu keras dan kenyal atau bahasa Jawanya mlethis (searasa masih ada bagian yang mentah).
Seorang pejabat Restoran Cina Association mengatakan, “Makan tiga mangkuk nasi palsu ini sama saja dengan makan satu kantong plastik.” Karena keseriusan masalah ini, ia menambahkan akan ada penyelidikan pabrik diduga memproduksi beras palsu itu.
Sekadar perbandingan, bagi warga Surabaya tentu ingat bulan lalu Jerapak satu-satunya koleksi Kebun Binatang Surabaya tewas karena mengonsumsi palstik. Menurut penelusuran selain palstik sulit diurai, berbagai penyakit bisa muncul dari penggunaan (digunakan untuk pembungkus atau terurai panas,Red) plastik. Mulai dari kanker, berbahaya untuk ginjal, hati dan otak. Bayangkan bila itu termakan dan diproses tubuh secara langsung.
Sayangnya hingga kini belum ada jawaban resmi dari pemerintah China maupun Singapura yang memberitakan masalah tersbeut.
Sekadar mengingatkan, di China lebih dari 10 kasus makanan berbahaya ditemukan beberapa tahun terakhir. Yang paling parah adalah skandal susu mengandung racun melamin pada 2008. Sebab, dalam kasus ini jumlah korban sangat banyak yaitu 290.000 bayi yang jatuh sakit dan 11 bayi tewas.
Sudah menjadi rahasia umum, Cina memiliki segudang koleksi makanan sintetis yang terlalu mengerikan jika masuk kedalam mulut kita. Beberapa makanan palsu yang menghentak dunia antara lain kenari palsu. Dengan teganya sang pemalsu memasukan gumpalan semen berlapis kertas untuk menggantikan isi daging kenari yang telah kosong.
Ada juga madu palsu. Madu palsu ini kandungan madu aslinya cuma sedikit, sisanya adalah cairan yang dibuat dari campuran air gula, pemanis gandum, sirup jagung atau beras dan berbagai zat kimia tambahan lainnya.Madu palsu seperti ini kabarnya bisa tembus hingga ke pasar Amerika Serikat melalui jalur perdagangan India.
Daging Palsu juga merajai pasar di China. Ternyata tidak dibutuhkan kepandaian khusus untuk merekayasa daging sapi palsu dari daging ayam atau daging babi. Cuma 90 menit waktu yang dibutuhkan untuk membuat segepuk daging sapi palsu menggunakan campuran ekstrak daging sapi berkualitas tinggi dan glazing agent (bahan yang biasa digunakan untuk mengkilapkan roti).
Daging palsu ini dapat merusak organ tubuh manusia atau bahkan menimbulkan kanker apabila termakan.
Sementara untuk telur palsu dibuat dari campuran berbagai bahan kimia seperti potassium, calcium chloride, gelatin, paraffin, alginic acid, pewarna buatan dan air. Apa akibatnya jika telur seperti ini dikonsumsi terlalu sering? Menurut penelitian konsumen bisa mengalami kehilangan ingatan atau pikun lebih cepat.
Roti daur ulang juga membayangi kesehatan warga China. Tahun lalu, Direktur perusahaan roti Shanghai Shenglu Food Company, ditahan karena meloloskan izin pemasaran produk roti-roti hasil olahan roti basi. Kasus ini juga menyeret sebagian nama toko supermarket yang dituduh bekerja sama dengan mengantarkan roti-roti yang telah kadaluarsa ke perusahaan tersebut. Kala itu, sedikitnya 32 ribu roti juga ditarik dari toko-toko yang menjual produk roti tersebut.
Jadi hati-hatilah dalam mengonsumsi makanan