Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri, Iskak, mengatakan Dewan menolak rencana pemerintah membangun Museum Kereta Api Kediri. Menurutnya, program itu tidak memberikan manfaat sama sekali bagi masyarakat.
Selain itu, tak tepat dibangun museum karena tak ada nilai sejarah khusus soal kereta api di Kabupaten Kediri. Program museum itu hanya kebutuhan tersier belaka. "Menghabiskan uang saja," kata Iskak, Senin, 6 Agustus 2012.
Selama ini, menurut dia, keuangan daerah sudah terlalu banyak tersedot untuk membiayai kawasan Simpang Lima Gumul. Setelah mengeruk uang rakyat sebesar Rp 300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sejak 2003 silam, pemerintah terus dipaksa membiayai proyek merugi itu. Sejumlah investor yang dijanjikan akan berduyun-duyun ke Kediri untuk membangun kawasan itu tak kunjung tampak.
Sebaliknya, progress pembangunan sektor perekonomian mikro, pertanian, dan investasi justru menurun dari tahun ke tahun. Pembangunan infrastruktur desa juga semakin kecil hingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rakyat. "Saya akan lawan proyek museum ini," kata Iskak.
Dewan menyatakan menolak karena tidak menutup kemungkinan proyek yang pada awalnya membutuhkan dana Rp 500 juta itu akan membengkak dari tahun ke tahun seperti halnya proyek Simpang Lima Gumul. Jika ini terjadi, keuangan daerah dipastikan bangkrut dan menyisakan angka kemiskinan yang tinggi.
Pemerintah Kabupaten Kediri ngotot membangun museum kereta api di kawasan Simpang Lima Gumul. Program itu ditentang habis-habisan oleh legislatif karena tidak ada manfaatnya sama sekali.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto, mengatakan pembangunan museum kereta api ini merupakan upaya untuk membangkitkan potensi wisata di kawasan Simpang Lima Gumul. Museum ini akan melengkapi koleksi sarana wisata yang sudah ada, seperti waterpark. "Kami memanfaatkan kawasan Kediri yang dikelilingi pabrik gula," kata Edhi.
Museum yang akan dibangun adalah museum kereta api pabrik gula atau yang biasa disebut lori. Kereta yang ditarik lokomotif bertenaga kayu bakar ini merupakan sarana angkutan tebu dari areal perkebunan menuju pabrik. Banyaknya lori di kawasan Kediri inilah yang akan dimanfaatkan pemerintah untuk menciptakan wisata kereta.
Saat ini pemerintah, melalui Dinas Pekerjaan Umum, telah mengajukan anggaran sebesar Rp 500 juta untuk pembangunan museum tahap pertama dalam perubahan APBD. Sedangkan penyediaan lori dan perlengkapan kereta akan disuplai oleh Pabrik Gula Ngadiredjo, pabrik gula di wilayah Kota Kediri. "Jika memungkinkan kami akan hidupkan juga jalur keretanya," kata Edhi.
Sumber : tempo
0 comments:
Post a Comment