Puluhan pedagang pasar grosir Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur merangsek masuk ke kantor parlemen setempat, Jalan Mayor Bismo, Selasa (19/6/2012) siang tadi.
Mereka kecewa karena kedatangannya tidak disambut satupun anggota dewan. Kedatangan sekitar dua puluh pedagang itu untuk menyampaikan aspirasi penolakan terhadap rekomendasi pansus parlemen tentang penyerahan pasar yang mereka tempati ke Perusahaan Dagang (PD) Pasar.
Mereka menyayangkan rekomendasi itu karena menganggap Pasar Ngronggo bukan sepenuhnya dibiayai APBD, dan selama ini dikelola oleh para pedagang sendiri. Pedagang menyatakan, dana pembangunan pasar sebesar Rp 11,8 miliar pada tahun 2005 lalu merupakan dana patungan dengan Pemerintah Kota. Dengan hitungan Rp 6,8 milyar yang dihimpun dari pedagang dan sisanya sebesar Rp 5 miliar tambahan dari Pemkot.
"Kita tidak pernah diajak berperan serta dalam pembahasan penyerahan aset ke PD Pasar. Makanya kita menolak," kata Hardiono, Koordinator aksi sekaligus Ketua Paguyuban Podo Rukun Makmur, kumpulan pedagang.
Sayangnya, mereka harus gigit jari karena tidak ada satupun anggota dewan yang menemuinya sehingga membuat mereka kesal lalu menerobos masuk ruangan mencari anggota dewan. Mereka sempat terlibat sedikit keributan dengan staf kesekretariatan. Aksi mereka baru berhenti saat dilerai oleh petugas polisi dan membubarkan diri setelah staf kesekretariatan menjelaskan bahwa anggota dewan tengah rapat di Surabaya.
Pasar grosir Ngronggo terletak di Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota. Pasar dengan sekitar 600 pedagang itu menjadi pusat perdagangan sayur-mayur serta buah-buahan. Dalam seharinya, omzet pasar mencapai Rp 2,3 miliar hingga Rp 3 miliar.
Sebelumnya, pihak legislatif membentuk pansus PD Pasar untuk membantu keberlangsungan pengembangan perusahaan daerah itu. Dalam rekomendasinya, pansus menyetujui ada 9 pasar milik Pemkot yang akan dikelola PD Pasar, dan salah satunya adalah pasar Ngronggo.
Sumber : kompas
0 comments:
Post a Comment