Sedikitnya 50 mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Kediri, melakukan unjuk rasa di balai kota setempat menuntut pembatasan pembangunan pasar modern dengan cara waralaba.
"Banyak pasar modern (usaha waralaba, red) yang berdiri di Kota Kediri. Harusnya, ada pembatasan izin untuk pendiriannya, agar pasar tradisional tidak semakin terjepit," kata koordianator aksi, Moh Haerudin di Kediri, Senin.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Pemerintah dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil, karena dengan mudah memberikan izin pendirian usaha waralaba seperti "Alfamart" maupun "Indomaret" di Kota Kediri.
Banyak para pedagang kecil yang mengeluhkan semakin sulitnya menjual barang dagangan. Para pembeli lebih memilih berbelanja di toko modern. Selain lokasi yang lebih bersih dan nyaman karena ada pendingin udara, juga harga yang lebih murah jika dibanding dengan harga jual di pasar.
Mahasiswa melakukan orasi di depan Balai Kota Kediri Jalan Basuki Rahmat. Mereka membawa berbagai macam selebaran dan baliho yang isinya menuntut pembatasan usaha waralaba seperti "Tolak pembangunan pasar modern", "Harus ada pembatasan pembangunan pasar modern", dan sejumlah tulisan lainnya.
Mahasiswa akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam Balai Kota. Mereka ditemui oleh Sekretaris Kota Kediri Agus Wahyudi. Mereka sempat melakukan dialog tentang tuntutan pembatasan usaha waralaba tersebut.
Kepada mahasiswa, Sekkota mengaku masih akan membicarakan masalah ini. Pihaknya segera mengumpulkan instansi terkait guna mmebahas hal ini sebagai usaha membatasi banyaknya waralaba di Kediri.
"Kami akan bahas masalah ini. Pembatasan pembangunan ini tidak bisa langsung diputuskan, karena harus ada aturannya," katanya mengungkapkan.
Ia mengaku sampai saat ini belum ada aturan tentang pembatasan pembangunan usaha waralaba seperti pembangunan "Alfamaart" maupun "Indomaret" tersebut. Pemkot berencana membuat Peraturan Wali Kota tentang pembatasan usaha tersebut.
Mahasiswa sempat memprotes karena tidak bisa bertemu dengan Wali Kota Samsul Ashar. Namun, setelah dijanjikan tuntutan mereka segera dibahas, mahasiswa akhirnya mau meninggalkan lokasi unjuk rasa.
Aksi itu mendapatkan kawalan yang ketat dari Kepolisian Resor Kediri Kota. Mereka juga mengawal sampai mahasiswa meninggalkan lokasi Balai Kota Kediri. Walaupun sempat memacetkan arus lalu lintas, aksi itu berjalan dengan lancar, bahkan sampai mahasiswa meninggalkan lokasi tersebut.
Sumber : antarajatim
0 comments:
Post a Comment